Navigation


RSS : Articles / Comments


Rany, Sang Cheerleader

18.45, Posted by admin, No Comment

Namaku Deny, aku seorang siswa SMU di salah satu besar yang cukup terkenal. Aku memang tidak memiliki tampang yang cukup tampan atau badan yang atletis. Tetapi aku cukup lumayan untuk seorang cowok tidak terlalu jelek dan termasuk biasa-biasa saja dalam hal penampilan. Tetapi yang sangat menarik dari diriku adalah kekayaan yang orangtuaku miliki. Setiap hari aku selalu berpergian dengan mengendarai Honda Estillo yang sangat gaul karena modifikasi yang aku lakukan, aku juga selalu mambawa HP Nokia 8250. Belum lagi sifatku yang royal terhadap setiap cewek cantik dan sexy, semakin membuatku dikejar cewek terutama para cewek matre.

Di sekolahku terdapat berbagai macam ekstra kurikuler yang menarik, tetapi yang paling menarik untuk para cewek centil di sekolahku adalah ekstra kurikuler cheerleader, karena untuk masuk dalam ekstra kurikuler tersebut diharuskan melewati seleksi yang cukup ketat. Selain itu cewek yang dapat masuk ke dalam ekstra kurikuler tersebut adalah cewek-cewek yang memiliki tubuh seksi, tampang yang cantik dan keberanian dalam memakai baju minim di depan umum, karena para anggotanya selalu mengenakan baju yang sangat seksi ketika mengadakan pentas. Biasanya mereka hanya mengenakan tank-top atau kembel yang dipadukan dengan rok yang sangat mini atau dengan celana ketat yang super pendek. Secara tidak langsung hal ini membuat para cewek yang dapat masuk memiliki kebanggaan tersendiri karena berarti mereka telah dianggap sebagai cewek yang cantik dan seksi.
Para anggota dari cheerleader biasanya selalu cewek yang sangat centil dan matre. Karena itu sangatlah mudah bagiku untuk mengajak mereka jalan dan “bermain” dengan mereka atau hanya sekedar memegang-megang mereka. Memang predikat “perek” cukup melekat dalam setiap anggota cheerleader, walaupun tidak semua cewek tersebut gampangan, dan ada juga yang memang hanya cewek baik-baik dan mengikutinya karena menyukai tari modern, walaupun jumlahnya paling hanya 2 orang.
Seperti biasanya pada tahun ini cukup banyak cewek kelas 1 yang mau mencoba mengikuti ekstra kurikuler ini. Dan memang pada tahun ini cewek yang mengikutinya terlihat seksi-seksi dan tampang yang cantik. Seluruh anggota baru ini memiliki payudara dan pantat yang besar. Belum lagi mereka memang selalu ke sekolah dengan mengenakan baju ketat dan tipis dan mengenakan BH yang selalu berwarna mencolok seperti hitam, hijau, biru, kuning atau warna mencolok lainya yang membuat payudara mereka terlihat dengan jelasnya oleg setiap mata. Mereka juga selalu mengenakan rok yang pendeknya sekitar satu telapak tangan di atas lutut dan sangat ketat sehingga menunjukkan pantat mereka yang besar.
Melihat para perawan baru yang tersedia aku menjadi ingin mencoba kenikmatan tubuh mereka. Ada 8 anggota baru yang masuk dari kelas 1 angkatan ini. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah Melati dan Mawar (sebut saja begitu). Karena mereka memiliki payudara yang besar dan pantat yang besar pula, belum lagi wajahnya yang cukup manis. Melati adalah seorang cewek keturunan Arab dengan ukuran payudara 34B dan pantat yang padat. Cewek ini adalah cewek yang paling merangsang di antara para anggota baik yang baru maupun yang lama. Mawar adalah saorang cewek dengan payudara yang tidak terlalu besar dan itu pula dengan pantatnya bila dibanding Melati. Ukuran payudaranya hanya 32B, tetapi bodinya seksi dan yang paling menarik adalah wajahnya yang manis dan cantik. Ia adalah cewek keturuna Jawa.
Aku sangat berhasrat untuk menikmati tubuh keduanya, tetapi aku belum akrab dengan mereka. Sehingga aku meminta bantuan salah satu anggota cheerleader di angkatanku yang bernama Rani yang sebelumnya sudah sering aku nikmati tubuhnya, bahkan aku secara teratur berhubungan dengannya karena memang kami berdua memilki nafsu yang sangat besar walaupun diluar itu kami juga sering melakukanya dengan pacar kami masing-masing.
Tanpa pikir panjang aku mengutarakanya ke Rani dan tentu saja Rani menyanggupinya, bahkan di luar dugaan Rani menantang aku untuk melakukannya sekaligus dengan mereka bertiga. Tentu saja aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini karena ini memang sensani yang belum pernah aku lakukan hanya sering aku bayangkan. Entah dengan bujuk rayu apa yang dikatakan Rani kepada Melati dan Mawar sehingga mereka berdua mau malakukan itu. Rani menyuruh aku datang ke villa Rani di puncak yang memang sudah sering kugunakan untuk menikmati tubuh Rani pada malam minggu itu juga tetapi dengan syarat aku tidak pernah membahas kesepakatan ini dengan Melati dan Mawar sebelum hari itu dan aku juga tidak boleh mengatakannya kepada siapapun.
Akhirnya sampai juga hari yang sangat kunantikan. Sekitar jam 14:00 aku segera berangkat untuk menghindari kemacetan, tapi apa boleh buat aku tetap terjebak kemacetan dan aku sampai di villa itu jam 05:00 sore, padahal biasanya bila tidak macet aku hanya mambutuhkan 1-2 jam untuk sampai ke villa tersebut. Sampai di sana, aku disambut oleh Rani yang pada hari pulang terlebih dahulu dari sekolah dengan Mawar dan Melati dengan alasan mereka sakit. Mereka berangkat terlebih dahulu untuk menghindari macet dengan menggunakan mobil Rani.
Di sana aku langsung masuk ke kamar yang terletak di lantai atas, di sana sudah terlihat Melati dan Mawar. Pada saat itu mereka masih mengenakan seragam sekolah mereka yang ketat dan tipis, Melati mengenakan BH berwarna biru langit, Mawar dengan warna kuning dan Rani sendiri mengenakan BH berwarna merah cerah. Penampilan mereka semakin meningkatkan gairahku yang sudah lama kupendam terhadap mereka. Tanpa basa-basi mereka langsung mendorongku ke ranjang yang masih rapi dengan sprei putih. Melati dan Mawar langsung mendekatiku, sementara Rani mengambil handycam dan meminta ijinku untuk merekam adegan yang akan berlangsung, dan mengatakan hanya sebagai kenang-kenangan untuk dirinya tanpa ada maksud menyebarkannya. Aku mengiyakannya saja karena sudah sibuk dengan Melati dan Mawar.
Pada saat itu Melati menciumiku dengan ganasnya dan Mawar mulai menyupang leherku. Tanganku segera beraksi, aku menggerayangi seluruh tubuh mereka berdua, terasa olehku kulit mereka yang halus di paha mereka. Pelan-pelan aku mulai membuka kemeja Melati dan mulai meremas kedua payudaranya di balik BH birunya. Terasa olehku payudaranya yang halus dan empuk, lalu aku mulai memuntir putingnya. Setelah itu aku juga membuka kemeja Mawar dan meremas payudaranya seperti halnya pada Melati. Aku juga mulai menjilat payudara mereka secara bergantian dan menghisapnya tanpa membuka BH mereka.
“Ahhh… ahhh…” mereka berdua mulai mendesah saat puting mereka kuhisap.
“Isep terus Den toked gue!” kata Melati.
Mawar pun memohon hal yang sama kepadaku, dan aku semakin bersemangat menghisap puting mereka.
Melati mulai membuka kemeja yang aku kenakan dan Mawar membuka celana dan CD-ku sehingga aku benar-benar telanjang. Melati dan Mawar menjilat dadaku dan pelan-pelan mulai turun ke perut sampai akhirnya Melati mulai menyedot batang kemaluanku sedangkan Mawar mulai mengulum kedua biji zakarku, terkadang Melati menggigitnya dari samping secara pelan-pelan.
“Ahhh,” aku mulai mendesah karena kenikmatan yang tiada tara.
Aku menyuruh mereka berdua berhenti. Aku segera meraih tangan Melati dan membuatnya telentang di atas ranjang. Kubuka BH-nya dan mulai kulahap kedua putingnya, aku juga mulai membuka roknya dan celana dalamnya, tampak olehku vaginanya yang kemerahan dengan bulu-bulu halus di sekitarnya. Aku buat kakinya mengangkang sehingga terllihat lebih jelas, aku pun langsung menjilati liang kemaluannya dengan ganasnya.
“Ahhh… ahhh…” tubuh Melati gemetar dan ia menjepit kepalaku di antara kedua pahanya dan… “Ahhh, ahhh…” keluarlah cairan dari liang kemaluannya dan ia mengalami orgasmenya yang pertama.
Aku kembali mencium bibirnya dengan ganas dan melahap kedua putingnya, sambil aku gesek-gesekkan batang kemaluanku di atas liang kemaluannya, “Ahhh, Ahhh…” tubuh Melati mulai kembali menegang.
“Den Ayo masukin batang kemaluan loe, gue udah nggak tahan,” aku mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan memasukkannya pelan-pelan, aku keluar-masukkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya, “Blessss,” dan “Ackhhh… Akchhhh…” Melati berteriak keras sekali karena kesakitan.
Kudiamkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluannya sebentar dan mulai aku goyangkan pelan-pelan.
Lama-lama Melati mulai tampak nikmat sambil terus mendesah, “Ahhh… Ahhh…”
Aku pun berganti gaya dengan Melati di atas, tanpa disuruh Melati mulai memompa naik-turun batang kemaluanku dengan semangat, aku pun menggerakkan pantatku naik-turun sehingga terdengar bunyi “Cleb.. cleb…” yang cukup keras pada saat batang kemaluanku masuk ke liang kemaluannya dengan full-nya.
“Ahhh, ahh, ahhh…” Melati mendesah-desah sambil tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
Sekitar 7 menit kemudian Melati kembali meminta posisi kembali di bawah. Aku menyetubuhinya dengan sangat bernafsu, dan sektar 6 menit kemudian, “Ahhhhh, ahhhh… gue mau keluar Den…”
“Tahan sedikit! gue juga…” kataku.
Kupercepat gerakanku dan akhirnya,
“Akhhh… ahhh…”
Melati keluar duluan, dan tidak lama kemudian aku semakin mempercepat gerakanku, aku bertanya,
“Mel, mau di luar apa di dalem?”
“Di dalem aja,” jawabnya.
Dan, “Crott… crott…” aku ejakulasi di dalam liang kemaluannya.
Aku berpelukkan sesaat dengan Melati dan melap keringat di sekujur tubuhnya dengan tanganku, Melati tampak sangat kelelahan. Tapi tiba-tiba Mawar membuatku telentang di atas ranjang, dengan ganasnya ia mulai membersihkan sisa sperma yang ada di ujung batang kemaluanku, dan terus menghisapnya dengan ganasnya. Tak lama kemudian batang kemaluanku kembali bangun dan siap tempur, staminaku tiba-tiba kembali pulih dan nafsuku kembali menggebu. Aku segera meremas pantat Mawar dan menelanjangi dia, sekitar 7 menit aku habiskan untuk merangsang dia, dengan cara menghisap payudaranya dan meremas-remasnya, aku juga menjilat klitorisnya. Terlihat dari wajahnya dia sangat menikmatinya dan sesekali mendesah karena foreplay yang kulakukan.
“Masukkin ****** loe dong Den! masa cuman bigini aja, gue udah nggak tahan…”
Aku menyuruhnya berpegangan ke pinggir tempat tidur dengan posisi seperti mau merangkak. Aku mau melakukan doggy style. Dia melakukannya dengan cepat, dan terlihat dua bongkah pantat yang mulus.
Aku melap keringat yang ada di kedua pantat tersebut dan meremas-remasnya. Aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya, dan aku masukkan sedikit, aku pegang dengan kuat kedua pahanya, dan secara tiba-tiba “Bless…” aku memasukkannya secara mendadak dan langsung seluruhnya, “Akhhh… akhhh…” Mawar berteriak dengan sangat keras karena selaput daranya robek mendadak. Ia meronta-ronta tetapi batang kemaluanku tetap di dalam liang kemaluannya, karena pahanya telah aku tahan dengan kuat. Tidak lama kemudian Mawar mulai tenang, dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku maju-mundur secara pelan-pelan. Tak beberapa lama kemudian tampak Mawar mulai menikmatinya, aku pun semakin mempercepat gerakanku.
“Ahhh, ahhh, ahhh…” Mawar mulai mendesah nikmat, tampak olehku dari kaca besar di dinding bahwa wajahnya mulai menikmati batang kemaluanku.
Aku juga melihat adegan yang sering kulihat di film-film porno dari kaca besar tersebut.
Semakin lama aku semakin mempercepat gerakkan maju-mundurku, dan Mawar pun mulai merespon dengan menggerakkan pantatnya maju-mundur berlawanan arah dengan apa yang aku lakukan, sehingga batang kemaluanku keluar-masuk dengan cepat dan sangat keras, “Blesss, blesss…” aku dan Mawar sangat menikmatinya. Setelah melakukan doggy style selama kurang lebih sepuluh menit, aku mengganti gaya. Mawar tiduran menghadap ke samping sementara aku berlutut dan meletakkan paha kiri Mawar di atas pahaku sehingga Mawar dapat melihat keluar-masuknya batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya.
“Ahhh, ahh, ahhh,” Mawar terus mendesah selama aku setubuhi.
Tidak lama kemudian, “Ahhh,” Mawar mengalami orgasmenya yang pertama, “Ahhh,” ia terus mendesah, terasa cairan hangat mengalir dari liang kemaluannya sehingga memperlicin gerakan batang kemaluanku. Aku terus menyetubuhinya.
Mawar meminta untuk berganti gaya dengan gaya konvensional, yakni dengan ia berada di bawah. Aku menurutinya dan terus menyetubuhinya. Sekitar 4 menit kemudian,
“Ahhhh, ahhhh… Den gue udah mau keluar lagi…”
“Tahan sebentar! gue juga,” kataku.
Kupercepat gerakanku dan, “Ahh, ahhh…” aku ejakulasi di dalam liang kemaluan Mawar, dan Mawar pun mengalami orgasmenya secara bersamaan.
“Ahhh, ahhh…” Mawar mendesah panjang, dan aku pun mengeluarkan batang kemaluanku.
Tapi Rani yang sejak tadi diam langsung menghisap batang kemaluanku dan membuka bajunya. Setelah agak lama aku kembali “on”, aku kembali bernafsu dan menelanjangi Rani dengan ganasnya. Kuhisap payudaranya dengan ganas dan kugigit lehernya sampai tampak merah-merah. Tanpa membuang waktu aku langsung memasukkan batang kemaluanku dan mulai menyetubuhinya dengan kedua pahanya di atas kedua pundakku.
“Ahhh, ahhh,” Rani terus mendesah dan terasa olehku liang kemaluannya sudah basah, mungkin ia dari tadi sudah terangsang.
Rupanya kamera yang tadi ia pegang telah diambil alih oleh Melati untuk merekam semua kegiatan kami berdua.
Setelah 6 menit menyetubuhi Rani, aku mengganti gaya, kusuruh Rani berpegangan di kusen pintu dan melingkarkan kedua kakinya di pingggangku. Aku kembali memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya dan mulai menyetubuhinya kembali.
“Ahhh, ahhh,” Rani terus mendesah, sementara itu aku menopang punggungnya dengan kedua tanganku dan menghisap kedua paayudaranya selama menyetubuhinya.
“Ahhh, ahhh,” Rani terus mendesah, dan setelah menyetubuhinya selama 15 menit, “Den, gue mau keluar,” dan… “Ahhh, ahhh,” Rani mendesah panjang dan mengeluarkan cairan kewanitaannya dari dalam liang kemaluannya.
Ia tidak sanggup meneruskan gaya tersebut, ia memilih melakukan doggy style.
Setelah 5 menit melakukannya, ia kembali mengalami orgasme yang kedua, sementara aku terus menggenjotnya. Tidak lama kemudian aku juga mau keluar,
“Ran, mao dimana?” tanyaku.
“Di mulut gue saja!”
Ia langsung menghisap batang kemaluanku sambil mengurut-ngurut batang kemaluanku dengan jarinya dan “Ahhh…” aku keluarkan semua spermaku di mulutnya dan ia menelan seluruhnya. Ia terus menghisap batang kemaluanku hingga bersih dari sisa sperma.
Kami semua kelelahan dan tertidur sebentar. Saat bangun, aku kembali bernafsu karena melihat 3 tubuh seksi tergeletak. Aku mulai kembali merangsang mereka dan mereka juga mulai merangsang diriku. Tubuh mereka kembali menegang dan aku pun mulai tambah bernafsu. Mereka bertiga berposisi seperti akan malakukan doggy style. Rani berada paling depan, Mawar di belakangnya, dan Melati berada di belakang mawar, sedangkan aku berada paling belakang dan mulai menyetubuhi Melati dari belakang, sedangkan Melati menjilat liang kemaluan Mawar, dan Mawar menjilat liang kemaluan Rani, sehingga semua dapat menikmati kenikmatan duniawi.
“Ahhh, ahhhh,” terdengar mereka bertiga mendesah dan suara batang kemaluanku ketika memesuki liang kemaluan Melati yang basah.
Sekitar 10 menit kemudian Rani mengalami orgasme disusul dengan Mawar. Tinggallah aku dan Melati meneruskan permainan kami.
Tapi tak lama kemudian, “Ahhh, ahhh,” Melati pun mengalami orgasme, ia merasa kesakitan pada liang kemaluannya.
Tapi karena aku berum mengalami ejakulasi, Mawar berinisiatif dengan menggosokkan kedua payudaranya dengan baby oil sehingga tampak mengkilat batang kemaluanku dijepit di tengah kedua payudaranya dan aku bergerak maju-mundur dengan cepatnya.
Sekitar 5 menit aku mau mengeluarkan spermaku dan, “Crott… crottt…” spermaku keluar di wajah Mawar tapi Rani segera memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya dan menelan seluruh spermaku walau agak terlambat karena sudah ada yang mengenai wajah dan rambut Mawar.
Malam itu kami menginap di villa itu, pada pagi harinya kami melakukannya lagi sampai 6 kali. Sungguh pengalaman ini sangat mengesankan dan terkadang sampai sekarang kami masih sering meneruskannya, walaupun berganti orang.

Tamat

No Comment